RAMALAN JODOH

BISNIS ONLINE GRATIS

paypermails.com

Minggu, 29 Agustus 2010

Terlalu Sering Minum Parasetamol Bisa Bikin Remaja Rentan Asma

Parasetamol dikenal sebagai obat penurun demam dan pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Tapi penggunaan parasetamol secara rutin dapat menyebabkan asma, alergi hidung dan eksim pada remaja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lebih dari 300 ribu partisipan remaja usia 13-14 tahun, menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi parasetamol setidaknya satu kali dalam sebulan, 2,5 kali lebih mungkin terserang asma.
Bahkan partisipan yang hanya mengonsumsi sekali dalam setahun, 30-50 persen dapat mengembangkan penyakit asma. Studi juga berkaitan dengan alergi hidung dan eksim.
Untuk eksim, orang yang mengonsumsi parasetamol sekali dalam setahun, sepertiga kali lebih mungkin memiliki kondisi kulit eksim. Dan penggunaan sekali dalam sebulan mengembangkan eksim kurang dari dua kali lipat.
Menurut tim penelitian dari Medical Research Institute, Selandia Baru, meski belum dapat menentukan apakah parasetamol jelas menyebabkan peningkatan risiko asma, eksim dan alergi hidung, tapi ada banyak bukti yang berkembang dan mengarah pada kasus ini.
Peneliti berpendapat bahwa parasetamol sebagai obat penghilang rasa sakit yang bersifat antipiretik atau analgesik, dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan di saluran napas. Hasil penelitian telah dipublikasikan pada American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.
“Ditemukan bahwa parasetamol secara luas digunakan oleh hampir setengah dari pasien yang menderita asma parah. Ini sebenarnya bisa dicegah dengan menghindari penggunaan parasetamol,” jelas Dr Richard Beasley, profesor kedokteran dan penulis utama penelitian, seperti dilansir dari Telegraph, Senin (16/8/2010).

Bahaya Asap Rokok


Bertambah lagi dampak negatif asap rokok bagi perokok pasif. Penemuan terbaru menemukan bahwa asap rokok dapat menyebabkan perubahan gen bagi perokok pasif yang lebih banyak dari pada si perokok.
Ilmuwan dari Weill Cornell Medical College, New York City, menemukan bahwa adanya perubahan aktivitas genetik pada orang non-perokok yang dipicu oleh paparan asap rokok dari perokok aktif.
Ini adalah untuk pertama kalinya, peneliti dapat menunjukkan alasan biologis yang menyebabkan terjadi perubahan aktivitas gen pada perokok pasif.
Tim peneliti menyelidiki 121 partisipan yang terdiri dari perokok aktif dan orang yang tidak pernah merokok. Untuk mempelajari aktivitas genetik, peneliti mengambil sampel sel saluran napas dari partisipan.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kelompok non-perokok (kadang-kadang merokok atau tidak pernah merokok sama sekali) mengalami perubahan aktivitis sel sebanyak 34 persen, sedangkan perokok aktif mengalami 11 persen perubahan gen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan genetik pada partisipan non-perokok lebih besar ketimbang pada perokok aktif. Dan perubahan gen ini merupakan langkah awal menuju berbagai macam penyakit paru-paru.
Penurunan dalam fungsi paru-paru dikaitkan dengan kanker atau penyakit obstruktif kronik paru-paru, yaitu ketidakmampuan paru-paru untuk mengambil udara, yang berawal dari kerusakan sel.
Sel-sel saluran napas yang melapisi bronkus dari trakea sampai ke alveoli kecil jauh di dalam paru-paru, merupakan sel pertama yang terkena dampak asap rokok, baik asap yang dihirup langsung oleh perokok aktif maupun yang dihirup oleh perokok pasif.
“Tidak ada yang aman dengan asap rokok, baik bagi perokok maupun orang-orang disekitarnya,” tutur Dr Norman Edelman, kepala medis dari American Lung Association.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Minuman Isotonik Tidak Cocok untuk Sahur

     Saat ini marak iklan agar mengonsumsi minuman isotonik saat sahur. Tapi sebaiknya masyarakat tidak terkecoh, karena minuman isotonik justru sebaiknya dihindari saat sahur.
“Larutan isotonik sebenarnya diindikasikan untuk menggantikan cairan atau ion tubuh yang hilang melalui keringat akibat berolahraga atau beraktivitas berat. Sementara pada saat sahur orang justru baru bangun tidur dan tidak mengalami kehilangan banyak cairan,” ujar Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM dalam rilisnya, Jumat (13/8/2010).
     Dr Ari menuturkan sahur biasanya dilakukan saat seseorang baru bangun tidur sekitar jam 3 - 4 pagi. Pada kondisi normal, saat baru bangun tidur orang tidak akan mengalami kehilangan cairan. Sehingga jelas bahwa larutan isotonik tidak dibutuhkan saat seseorang sahur.
    Larutan isotonik yang banyak beredar dimasyarakat umumnya berisi unsur gula, ion atau elektrolit antara lain natrium, kalium, kalsium, magnesium dan klorida. Bahkan ada juga beberapa larutan isotonik yang ditambahkan dengan vitamin.
Unsur-unsur ini kata Dr Ari ada konsekuensinya. Seperti gula yang terkandung harus diperhitungkan sebagai asupan kalori, terutama bagi orang yang memiliki obesitas atau diabetes melitus yang harus membatasi asupan kalorinya.
   Sedangkan elektrolit natrium (Na) yang dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan bisa memperburuk tekanan darah pada orang yang memiliki hipertensi atau darah tinggi.
Begitu pula dengan tambahan elektrolit lain pada larutan isotonik akan memperburuk fungsi ginjal seseorang yang memang sudah memiliki gangguan ginjal sebelumnya.
“Sebagian produk isotonik ini ada juga yang berasa asam, hal ini tentu saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada orang yang memiliki masalah lambung,” ujar dokter dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM.
    Menurut Dr Ari seharusnya pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menertibkan iklan-iklan yang menyesatkan seperti minum larutan isotonik saat sahur.
Sementara Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Dr Ir Roy Alexander Sparringga M.App.Sc ketika dikonfirmasi tentang maraknya iklan-iklan makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak pada tempatnya itu, mengaku masih mempelajari masukan dari masyarakat.
“Saya akan mempelajari dan memperhatikan terlebih dahulu mengenai hal ini,” ujar Dr Roy ketika dikonfirmasi usai jumpa pers obat tradisional di kantor BPOM, Jl Percetakan Negara, Jakarta.
Masyarakat diharapkan lebih kritis dan tidak mudah terkecoh oleh ajakan-ajakan iklan yang tidak tepat, sehingga tidak merugikan diri dan kesehatannya sendiri.
.
Sumber: Detikhealth

Ramuan untuk Mengatasi TEKANAN DARAH TINGGI

Mengapa Kita Bisa Terkena Penyakit Darah Tinggi?


     Nama lain penyakit darah tinggi ini adalah hipertensi, yang artinya adalah tensi atau tekanan darahnya berlebihan atau tidak normal. Hipertensi sebenarnya merupakan akibat dari kerja keras jantung untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jika saluran darah pada jaringan seluruh tubuh sudah mengalami penebalan dan pengurangan elastisitas, tubuh akan berupaya menaikkan tekanan jantung agar distribusi darah dapat berlangsung normal. Namun, keadaan ini akan menyebabkan jantung menjadi cepat lelahdan rusak, sehingga fungsinya akan menurun.
    Penyebab dari penyakit darah tinggi  adalah makanan yang lemaknya berlebihan, kecemasan, radang hati, rokok dan minuman beralkohol . Gejala penyakit tekanan darah tinggi adalah sebagai berikut :
  1. Saat bangun tidur, kepala bagian belakang terasa sakit.
  2. Pelupa dan sulit berkonsentrasi.
  3. Mudah marah.
  4. Susah tidur.
  5. Cepat lelah dan lesu.
  6. Terkadang sulit buang air.

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Tekanan Darah Tinggi dengan Ramuan Tradisional ? 

Bahan - bahan :
Sediakan Dua puluh kuntum bunga jeruk nipis, dua buah jeruk nipis, dan satu sendok makan madu.           

Cara membuat :
Daun dan bunga jeruk nipis dicuci bersih, lalu dipotong-potong. 
Rebus dalam tiga gelas air hingga airnya tersisa sekitar satu gelas, biarkan sampai dingin. Kemudian disaring, dicampur dengan madu dan air perasan jeruk nipis.
Cara memakai :
Diminum tiga kali sehari dengan dosis setengah gelas.
 

Selasa, 10 Agustus 2010

HIKMAH RAMADHAN


MARHABAN YAA... RAMADHAN
     Setelah 11 ( sebelas ) bulan kita dibiarkan berbuat Dosa, Kesalahan, Kekhilapan, Kesombongan serta Keangkuhan, kini dengan kebesaran NYA serta dengan kerendahan hati NYA, ALLAH masih mau memberi kesempatan kepada kita semua untuk dapat menebus semua perbuatan yang telah kita lakukan, dengan banyak beribadah di bulan suci Ramadhan ini.
     Bulan yang suci, bulan yang penuh Hikmah, bulan yang penuh Rahmat, serta bulan yang penuh Ampunan . Mari kita sambut bulan Ramadhan yang suci ini dengan perbanyak beribadah serta memohon ampun kepada ALLAH SWT,  agar kita dapat kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi ini di hari yang Fitri nanti, Amiiin....
     Selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman - teman yang menjalankannya, mudah - mugahan amal ibadah kita dapat diterima olah ALLAH SWT, Amiiin....

Selasa, 03 Agustus 2010

Antibacterials Soap Allegedly Damaging Reproductive Organs

Antimicrobial soap (antibacterial) containing triclosan and triclocarban allegedly can damage reproductive organs, decreased sperm quality, and production of thyroid and sex hormones.

Because of that, a lover of environmental nonprofit groups sued the U.S. Food and Drug Administration (FDA) because it is considered to have failed to regulate and supervise the distribution of antimicrobial soap that turned out to be harmful to the reproductive organs.

The popularity of antimicrobial products has grown in recent years and more and more products found in homes and offices, where germs can easily spread from person to person.

Dangerous soap circulation lawsuit has been filed with the U.S. District Court in Manhattan. However, representatives from the FDA and the Department of Health and Human Services U.S. declined comment.

Plaintiffs argued that the FDA violated federal law by claiming the product is safe to use soap.

"More than 30 years ago, the FDA is the agency first proposed to regulate the product is used without a prescription, but obviously, the products remain on the market without any regulation," said group representative of the plaintiffs, as quoted from Reuters, Friday (30 / 7 / 2010).

The environmentalist group also revealed that due to negligence of the FDA, consumers should feel the adverse effects of triclosan and triclocarban through a variety of health products without a prescription, such as antimicrobial hand soap, which many on the market.

In 1978, the FDA has proposed to ban triclosan and triclocarban trade, about six months or two years after the publication of the latest research. But no action was taken until 1994, when some of these materials have been reclassified.

The group also sued the FDA to immediately complete the research on this case and is limited by certain deadlines. But this group just does not sue manufacturers or retailers that sell these dangerous products.