RAMALAN JODOH

BISNIS ONLINE GRATIS

paypermails.com

Selasa, 30 Agustus 2011

Benarkah Roti Picu Gangguan Pencernaan

Apakah Anda penggemar roti? Bagi yang gemar menyantapnya sebaiknya waspada. Sebagai makanan berbahan utama gandum, roti mengandung gluten yaitu protein lengket dan elastis yang bisa terdeteksi sebagai racun dalam tubuh.

Konsumsi gluten memang menimbulkan efek buruk pada beberapa orang yang sensitif. Selain alergi, gluten juga bisa memicu penyakit celiac yang ditandai dengan kerusakan usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

Gejalanya penyakit celiac antara lain diare dan kram perut. Dalam jangka panjang, bisa memicu kekurangan gizi, dan osteoporosis. Di Indonesia, penyakit semacam ini tak terlalu populer. Namun, penyakit ini cukup populer di sejumlah negara di Amerika dan Eropa yang biasa menyantap roti sebagai makanan pokok.

Demi membuktikan efek buruk gluten, sejumlah ilmuwan asal Inggris dan Australia melakukan penelitian terhadap 200 pasien yang diminta mengonsumsi sejumlah makanan berbasis gandum seperti roti, dan muffin. Enam hari kemudian, peneliti melakukan tes darah untuk melihat respons sistem kekebalan tubuh mereka.

Hasilnya, 90 dari 2.700 fragmen protein yang membentuk gluten terdeteksi sebagai racun oleh tubuh. "Kupikir roti itu sehat, tapi ternyata justru meracuniku," ujar Dr Bob Alutenderson, salah seorang peneliti yang berasal dari Melbourne.

Selain makanan berbasis gandum seperti mie, pasta, dan biskuit, gluten juga terkandung dalam beberapa jenis serealia lainnya seperti, jewawut (barley), rye, dan juga oats.

Melihat efek buruknya, bukan berarti kita harus menghindari untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten tersebut. Mereka yang tak memiliki sensitivitas dengan gluten tak perlu khawatir untuk mengonsumsinya. Sebab, di balik efek buruknya, serealia juga masih mengandung banyak nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.

Selasa, 09 Agustus 2011

Penyebab Telinga Sakit Saat Menggunakan Earphone

Setelah menggunakan earphone selama berjam-jam atau dalam jangka waktu yang lama biasanya seseorang akan merasakan sakit di telinganya. Hal ini bisa saja terjadi karena indera pendengarannya mengalami kelelahan (listener fatigue).
Para peneliti dari University of Colorado baru-baru ini menjelaskan fenomena ‘listener fatigue’ yang terjadi ketika seseorang mendengarkan musik atau suara melalui earphone dalam jangka waktu lama.
Peneliti menuturkan ketika seseorang mendengarkan suara melalui earphone maka tingkat volume secara signifikan menjadi lebih tinggi di kanal telinga tertutup dibanding dengan kanal telinga terbuka. Kondisi ini membuat gendang telinga harus bekerja ekstra keras untuk mengelola volume tersebut dan melibatkan banyak otot-otot di sekitarnya.
Tapi ironisnya volume yang keras ini akan terdengar lebih halus dari yang sebenarnya sehingga seseorang akan berusaha meningkatkan volume suaranya menjadi lebih besar. Kondisi ini bisa membuat gendang telinga menjadi lebih tegang yang memicunya mengalami kelelahan serta rasa sakit.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah listener fatigue adalah dengan memberikan lapisan seperti lensa di ujung earbud untuk meredam gelombang tekanan sehingga bisa melindungi gendang telinga.
“Hasilnya bisa melindungi pendengaran ketika otot-otot tersebut sepenuhnya digunakan,” ujar ketua peneliti Stephen Ambrose dari University of Colorado, seperti dikutip dari Menshealth.com.
Cara lain yang bisa digunakan cobalah untuk tidak menutup telinga terlalu rapat saat menggunakan earphone sehingga agak sedikit terbuka yang bisa mengurangi tegangan pada gendang telinga.
Selain itu pada tahun 2006 peneliti dari University of Colorado menemukan bahwa mendengarkan musik dengan volume penuh dari earphone selama lebih dari 5 menit sehari bisa meningkatkan risiko gangguan pendengaran.

Ekstrak Rumput Laut Kaya akan Serat

Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris yang di danai oleh Biotechnology and Biological Sciences Research Council (BBSRC) telah menemukan bahwa rumput laut dapat mengurangi penyerapan lemak sampai sekitar 75%. Jadi mengonsumsi makanan yang mengandung ekxtrak rumput laut juga dapat mengurangi penyerapan lemak Anda.Kandungan rumput laut pada makanan yang mengandung rumput laut sangat kaya akan serat. Menambahkan serat pada menu makan Anda dapat meningkatkan fungsi saluran cerna dan membantu merasa kenyang. Ketika bercampur dengan air, serat rumput laut mengembang berkali-kali lipat dari ukuran sebenarnya sehingga tubuh akan merasa kenyang. Selain serat, rumput laut juga mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan B12, vitamin C, asam folat, dan niasin. Belum lagi ia juga kaya akan vitamin K, D, dan E.
Jika mengatur pola makan dan berolahraga tidak membantu Anda mendapatkan berat badan yang normal, ada kemungkinan Anda menderita hipotiroidisme, atau suatu kondisi kurang aktifnya kelenjar tiroid. Selain berat badan berlebih, gejala lainnya adalah letih lesu, sering lupa, kehilangan hasrat seksual, impotensi, serta rambut, kuku dan gigi yang rapuh. Untungnya, kelenjar tiroid Anda bisa aktf secara normal dengan rutin mengonsumsi yodium yang terkandung pada rumput laut.

Kebiasaan Buruk yang Dapat Membuat Ukuran Payudara Anda Mengecil

Maraknya pemasangan implan silikon atau sejenisnya menunjukkan bahwa payudara berukuran besar masih menjadi idola. Bagi yang bangga dengan ukurannya, hindari kebiasaan buruk berikut ini agar pesonanya tetap terjaga.
Fungsi payudara memang tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukurannya, melainkan lebih pada kemampuannya memproduksi air susu. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ukuran yang besar sedang banyak diidolakan, seiring dengan meningkatnya rata-rata ukuran payudara sekitar 2 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Dampaknya pemasangan implan berupa silikon atau cairan saline meningkat dan diperkirakan saat ini ada 5-10 juta wanita di seluruh dunia yang menggunakannya. Bagi yang ukurannya sudah besar, tentu tidak perlu repot karena tinggal memikirkan cara merawatnya agar tidak cepat kendur dan tampak mengecil.
Berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang harus dihindari karena bisa menyebabkan ukuran payudara mengecil.
1. Terlalu banyak minum kopi
Sebuah penelitian di Swedia membuktikan bahwa ukuran payudara cenderung mengecil ketika wanita mengonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir/hari. Penelitian itu juga mengungkap, sebagian wanita memiliki gen tertentu yang membuat jaringan lemak menyusut akibat terlalu banyak minum kopi.
Agar bentuk dan ukuran payudara tetap terjaga, batasi minum kopi dalam takaran yang wajar. Jika membutuhkan lebih banyak kafein agar tetap terjaga saat bekerja lembur misalnya, lanjutkan dengan beberapa cangkir teh hangat.
2. Terlalu membatasi konsumsi lemak
Lemak adalah komponen penyusun jaringan payudara yang bisa dibilang paling dominan. Diet yang terlalu membatasi asupan lemak dan minyak tidak hanya mengganggu keseimbangan nutrisi, tetapi juga akan mempengaruhi bentuk dan ukuran payudara.
Selama masa pertumbuhan, konsumsi lemak tetap dibutuhkan asalkan tidak berlebihan. Sumber lemak nabati contohnya kedelai dan kacang-kacangan, sementara lemak hewani bisa diperoleh dari ikan dan daging.
3. Jarang makan daging
Nutrisi lain yang dibutuhkan untuk menjaga bentuk dan ukuran payudara adalah serat kolagen. Serat ini turut menyusun jaringan kulit dan menjaganya agar tidak cepat mengendur akibat proses penuaan dan kerusakan sel-sel kulit.
Cakar dan sayap ayam merupakan beberapa sumber kolagen utama, meski jenis daging yang lain juga banyak mengandung serat tersebut. Fungsi kolagen juga harus didukung dengan asupan vitamin yang cukup, terutama dari sayur dan buah-buahan.
4. Kurang minum
Sekitar 80 persen dari tubuh manusia adalah tersusun oleh cairan, sehingga beberapa jaringan akan menyusut ukurannya jika kadar air dalam tubuh berkurang. Salah satu bagian tubuh yang akan terpengaruh adalah payudara yang tidak terlalu banyak memiliki jaringan otot.
Anjuran para ahli juntuk minum air putih 8 gelas/hari sudah cukup untuk menjaga kulit payudara tetap kencang dan jaringan lemak di dalamnya tetap kelihatan padat berisi. Batasi minum kopi, sebab kafein memiliki efek diuretik atau peluruh cairan tubuh.
5. Terlalu banyak minum alkohol
Konsumsi alkohol memang tidak berpengaruh secara langsung pada ukuran payudara, bahkan dalam takaran tertentu kandungan antioksidannya malah bisa melindungi jaringan dari efek penuaan. Namun sebaliknya, berbagai penelitian menunjukkan konsumsi alkohol yang berlebihan juga bisa memicu kanker payudara.
Jika pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi gagal membunuh sel kanker, tindakan paling radikal untuk mencegah penyebarannya adalah pengangkatan jaringan payudara yang tentunya akan mengubah bentuk dan ukuran buah dada. Karena itu jika punya riwayat kanker di keluarganya, wanita tidak dianjurkan untuk minum alkohol.

Diet Yang Berlebihan Akan Dapat Memaksa Otak Untuk Memakan Selnya

Terlalu ketat melakukan diet hingga tubuh merasa kelaparan sebaiknya tidak dilakukan. Karena ilmuwan memperingatkan diet yang berlebihan bisa membuat sel-sel otak memakan dirinya sendiri.
beberpa ilmuwan menuturkan orang yang terlalu berjuang untuk menurunkan berat badan hingga menyebabkan dirinya kekurangan gizi bisa membuat sel-sel otak memakan dirinya sendiri karena adanya dorongan rasa lapar yang kuat.
Hal ini disebabkan oleh karena tubuh merespons dengan memproduksi asam lemak yang nantinya memicu sinyal lapar di otak dan dapat meningkatkan dorongan bagi seseorang untuk makan.
Dalam studi tersebut diketahui bahwa otak sama seperti bagian tubuh lain, sel-sel otak akan mulai memakan dirinya sendiri sebagai sumber energi terakhir untuk menangkal rasa lapar yang timbul. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti seorang ahli dari Albert Einstein College of Medicine di Yeshiva University , New York .
Studi ini dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan tikus. Proses sel-sel otak yang makan dirinya sendiri ini disebut dengan autophagy, yang dilakukan untuk mencegah kenaikan rasa lapar yang dialami akibat melakukan diet terlalu ketat.
“Ini merupakan hal yang penting bahwa setiap sel bisa menyerahkan komponennya untuk menjaga proses yang ada,” ujar ketua peneliti Dr Rajat Singh, seperti dikutip dari Telegraph .
Selain itu perempuan yang melakukan diet terlalu ketat juga bisa mempengaruhi kesuburan yang nantinya membuat ia sulit untuk memiliki anak, akibat terganggunya siklus menstruasi dan pelepasan sel telur.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari pada diet yang berlebihan adalah tidak mendapatkan nutrisi yang cukup bagi tubuh untuk berfungsi dengan baik yang nantinya bisa menyebabkan masalah seperti sistem kekebalan dan fungsi kognitif yang menurun, kecemasan, depresi serta mudah terkena penyakit.